BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musim kemarau menyebabkan banyak hutan mudah terbakar. Kebakaran hutan hampir selalu datang setiap tahunnya di Indonesia,
khususnya daerah Sumatera dan Kalimantan. Selain mengganggu aktivitas
keseharian seperti terbatasnya jarak pandang, kabut asap juga bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Bila
seseorang terpapar konsentrasi tinggi asap kabut yang mengandung komponen
berbahaya bisa menimbulkan berbagai gangguan pernapasan. Komponen asap bisa
terdiri dari uap hasil pembakaran, partikel dari bahan-bahan yang terbakar,
sampai komponen kuman. Banyak sedikitnya komponen yang terhirup tergantung pada
jarak dan durasi kabut asap. Pada orang yang tinggalnya dekat dengan sumber
pembakaran tentu konsentrasi kandungan berbahaya dalam asapnya lebih tinggi. Walau
demikian, jika kadar polutan dari asap terkumpul, maka orang yang berada di
daerah yang jauh dari sumber asap pun bisa merasakan dampak yang serius bagi
kesehatan tubuhnya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui penyebab dari kabut asap yang
terjadi di provinsi riau
2.
Mengetahui sektor atau lembaga yang
menyebabkan kabut asap tersebut
3.
Mengetahui peran serta pemerintah dalam
mengatasi hal ini
4.
Mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk
memberantas kasus ini
1.3 Rumusan
Masalah
1. Apa penyebab
dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau?
2. Apa saja usaha
pemerintah untuk mengatasi hal ini?
3. Siapakah dalang
dibalik semua ini?
4. Apa saja reaksi
masyarakat untuk menghadapi hal ini?
5. Dimana saja
letak titik api yang menyebabkan kebakaran ini semakin meluas?
6. Apa saja dampak
yang merugikan bagi masyarakat riau?
7. Siapa saja
lembaga yang membantu mengatasi hal ini?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab
dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau
Penyebab dari kabut asap
ini adalah adanya suatu perusahaan yang berencana ingin membuat lahan
perkebunan sawit, lalu mereka membakar hutan. Karena hembusan angin, akhirnya
api tersebut merambat kelahan sekitar sehingga semakin meluas dan menghasilkan
kabut asap yang pekat dan bisa menyebabkan penyakit, dan kecelakaan lalu lintas
karena jarak pandang yang tidak sempurna.
2.2 Usaha
pemerintah dalam mengatasi kabut asap di Provinsi Riau
Pemerintah sudah
melakukan berbagai cara untuk mengatasi ini. Antara lain dengan melakukan tebar
garam pada awan untuk menhasilkan hujan buatan, akan tetapi, upaya pemadaman
dan penanggulangan api serta kabut asap ini mengalami kendala yaitu karena
tebalnya kabut asap sehingga menyebabkan jarak pandang diudara tebatas.
Sementara di darat, upaya penanggulangan dilakukan dengan cara manual
menggunakan mesin damkar di Bengkalis dan Teluk Meranti, termasuk Pelalawan dan
Siak.
2.3 Sektor atau lembaga yang menyebabkan kabut
asap di riau
Kepolisian Daerah
Provinsi Riau sebagai Satuan Tugas (Satgas) Penindakan Kabut Asap telah
menetapkan 66 orang sebagai tersangka pembakar lahan dari 44 perkara yang
tengah ditangani. Satu tersangka di antaranya adalah pihak korporasi.
Data rekapitulasi Satgas Penindakan menyebutkan, jumlah tersangka terbanyak ditangani oleh Polres Bengkalis. Dari enam kasus, sudah ada 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dua orang masih dalam pengejaran. Sementara itu, Polres Rokan Hilir telah menetapkan 19 orang tersangka dari tujuh perkara dan Polres Pelalawan menetapkan enam orang sebagai tersangka pembakar lahan dari lima kasus. Di wilayah hukum Polres Indragiri Hilir, ada empat kasus dan empat tersangka sudah ditetapkan. Polres Siak hanya menetapkan empat tersangka dari delapan perkara dan satu orang masih buron. Polresta Dumai menangani tiga kasus dan sudah menetapkan empat tersangka dengan dua tersangka buron. Untuk lima perkara yang ditangani Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau ada empat orang tersangka, dan di Polres Meranti ditetapkan tiga tersangka dari tiga kasus yang ditangani. Polresta Pekanbaru yang sebelumnya menangani dua perkara pembakaran lahan, sampai saat ini telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.
Data rekapitulasi Satgas Penindakan menyebutkan, jumlah tersangka terbanyak ditangani oleh Polres Bengkalis. Dari enam kasus, sudah ada 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dua orang masih dalam pengejaran. Sementara itu, Polres Rokan Hilir telah menetapkan 19 orang tersangka dari tujuh perkara dan Polres Pelalawan menetapkan enam orang sebagai tersangka pembakar lahan dari lima kasus. Di wilayah hukum Polres Indragiri Hilir, ada empat kasus dan empat tersangka sudah ditetapkan. Polres Siak hanya menetapkan empat tersangka dari delapan perkara dan satu orang masih buron. Polresta Dumai menangani tiga kasus dan sudah menetapkan empat tersangka dengan dua tersangka buron. Untuk lima perkara yang ditangani Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau ada empat orang tersangka, dan di Polres Meranti ditetapkan tiga tersangka dari tiga kasus yang ditangani. Polresta Pekanbaru yang sebelumnya menangani dua perkara pembakaran lahan, sampai saat ini telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.
2.4 Reaksi
masyarakat menghadapi masalah ini
Realita dilapangan
menyebutkan bahwasannya masyarakat mulai mengeluh akibat dampak dari hasil
kabut asap yang melanda daaerah tempat tinggalnya. Adapun reaksi masyarakat sekitar
yang terkena dampak kabut asap yaitu mereka jika ingin melakukan aktivitas
menggunakan masker. Kini masker telah menjadi bagian kehidupan masyarakat di
Riau dalam sebulan terakhir ini. Perangkat penutup hidung dan mulut ini
melindungi pemakainya dari udara yang tercemar bahan-bahan berbahaya akibat
kabut asap.
Mulai dari anak-anak
sampai kakek-nenek, semuanya mengenakan masker. Seiring dengan level pencemaran
udara ke level 'berbahaya' masker kini dikenakan di mana saja, bahkan di dalam
gedung seperti pusat perbelanjaan.
Alasan utama orang-orang
memakai masker adalah kesehatan, jika tidak mau terkena gangguan pernafasan.
Tetapi, masker bukan cuma sekadar penutup hidung dan mulut belaka, bagi
sebagian orang mungkin masker bisa menunjukkan identitas mereka.
Masker yang dipakai
orang-orang bukan bukan cuma bertipe 'kolot', seperti yang dikenakan dokter
ketika mengoperasi pasiennya. Tetapi juga ada yang bertipe imut, teknis, sampai
ekstrem.
Banyak kaum perempuan
memilih masker berbahan kain dengan pola dan gambar tokoh kartun imut di bagian
penutup hidung/mulut. Mulai dari masker warna pink, gambar bunga-bunga, sampai
tokoh kartun seperti Hello Kitty banyak dijual bebas di pasaran.
Kemudian ada pemakai
masker yang sedianya diperuntukkan bagi orang yang bekerja di bidang-bidang
khusus. Sebut saja masker untuk di daerah pertambangan, masker untuk di pabrik/
laboratorium, sampai masker untuk tukang las.
Sedangkan untuk yang
terlihat ekstrem yakni masker seperti yang digunakan prajurit untuk berperang,
dan ilmuwan yang bekerja dengan bahan berbahaya. Bentuknya gelap dengan bahan
karet dengan bulatan besar di tengah atau kiri/kanan yang berisi bahan khusus
yang menyaring udara hingga bersih.
Untuk meminimalisirkan
dampak kesehatan yang diakibatkan oleh asap kita perlu melakukan hal, antara
lain :
1.
Minum air putih yang banyak
2.
Minum / konsumsi vitamin C untuk merduksi
radikal bebas
3.
Sering-sering mencuci muka dan tangan
untuk menghapus debu halus yang menempel
4.
Makan makanan yang bergizi
5.
Usahakan badan tetap fit
2.5 Titik api yang menyebabkan kebakaran ini
semakin meluas
Polri menerima catatan
terakhir pada pukul 21.00 WIB, api mencapai 137 titik yang tersebar di
Bengkalis sebanyak 65 titik, Inhil 6 titik, Meranti 33 titik, Pelalawan 11
titik, Dumai 5 titik, dan Siak 17 titik. Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru juga masih tidak beroperasi hingga hari ini.
Jarak pandang 100 meter
dan tidak ada aktivitas penerbangan.
2.6 Dampak
yang merugikan bagi masyarakat di Riau
Kabut asap yang
menyerang Riau dan Sumatera Barat telah menyebabkan hampir 50.000 warga di dua
provinsi itu menderita sakit.
"Sebanyak 49.591
jiwa menderita penyakit akibat asap seperti ISPA, pneumonia, asma, iritasi
mata, dan kulit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan
singkat, Kamis (13/3/2014).
Asap yang begitu tebal
berasal dari tindakan pembakaran lahan dan hutan di Riau yang semakin meluas.
Hampir keseluruhan wilayah di Riau dan Sumatera Barat tertutup kabut asap.
Asap kebakaran lahan dan
hutan di Malaysia juga menyebar ke arah Selat Malaka dan wilayah Riau
2.7 Lembaga yang membantu mengatasi kabut
asap di riau
Hingga saat ini upaya pemadaman masih dilakukan
bersama BNPB, TNI, dan pihak terkait lainnya serta adanya bantuan dari Negara
tetangga. Penindakan hukum terhadap para pelaku yang diduga sengaja membakar
lahan atau hutan juga digalakkan.
BAB III
HASIL
3.1 Indeks Standar Pencemaran Udara
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan tentang perhitungan dan pelaporan serta Informasi Indeks Standar
Pencemaran Udara No.107 / BAPEDAL / X / 1997. Dalam keputusan tersebut
yang terdiri dari 10 pasal dimana dalam Pasal 2 terdapat parameter
– parameter dasar untuk Indeks Standar Pencemaran Udara dan periode waktu
pengukuran yaitu:
Pasal 2 : Parameter
Parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dan Periode Waktu
Pengukuran
- Parameter Partikulasi
(PM10) waktu pengukuran 24 Jam (Periode pengukuran rata-rata)
- Sulfur Dioksida(SO2) waktu
pengukuran 24 jam (Periode pengukuran rata-rata)
- Carbon Monoksida (CO) waktu
pengukuran 8 jam (Periode pengukuran rata-rata)
- Ozon (O3) waktu pengukuran 1
Jam (Periode pengukuran rata-rata)
- Nitrogen Dioksida (NO2) waktu
pengukuran 1 Jam (Periode pengukuran rata-rata)
Catatan : Hasil
pengukuran untuk pengukuran kontinyu diambil harga rata-rata tertinggi waktu
pengukuran. ISPU disampaikan kepada masyarakat setiap 24 Jam dari rata-rata
sebelumnya (24 Jam sebelumnya). Waktu terakhir pengambilan data dilakukan pada
pukul 15.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIBB). ISPU yang dilaporkan kepada
masyarakat berlaku 24 Jam ke depan (pukul 15.00 tgl (n) sampai pkl 15.00 tgl
(n+1).
Pasal 3 : Angka dan
Kategori Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
- Indeks 1-50 dengan Kategori Baik
- Indeks 51-100 dengan Kategori Sedang
- Indeks 101-199 dengan Kategori Tidak Sehat
- Indeks 200-299 dengan Kategori Sangat Tidak Sehat
- Indeks 300-lebih dengan Kategori Berbahaya
KATEGORI ISPU : BERBAHAYA
|
3.2 Realita di lapangan
Liputan6.com, Pekanbaru - Setelah diguyur
hujan 2 hari berturut-turut, akhirnya kabut asap pekat yang
selama ini menyelimuti Kota Pekanbaru mulai hilang. Jarak pandang kian membaik
karena berada pada angka 4.000 meter.
Selain jarak pandang, kualitas udara di beberapa wilayah mulai beranjak dari level berbahaya ke sedang, sehingga masyarakat Pekanbaru bisa menghirup udara segar. Hal ini terpantau dari 2 lokasi Indeks Standar Pengukur Udara yang berada di Pekanbaru.
"Udaranya mantap dan segar. Sudah 4 bulan tidak saya rasakan seperti ini. Saya keluar tidak pakai masker lagi," kata Roy Manurung, seorang warga di Pekanbaru, Kamis (29/10/2015).
Roy berharap hujan turun lagi supaya asap hilang total di Pekanbaru. "Semoga sore nanti hujan lagi, soalnya sekarang sudah mendung, semoga turun," ujar dia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru Sugarin menyebutkan, faktor utama membaiknya jarak pandang di Pekanbaru disebabkan hujan.
"Ini juga pengaruh hujan dalam dua hari belakangan. Walau begitu, asap tipis masih ada di beberapa kabupaten dan kota di Riau. Kalau di Pekanbaru sudah agak membaik," katanya, Kamis (29/10/2015).
Selain jarak pandang, kualitas udara di beberapa wilayah mulai beranjak dari level berbahaya ke sedang, sehingga masyarakat Pekanbaru bisa menghirup udara segar. Hal ini terpantau dari 2 lokasi Indeks Standar Pengukur Udara yang berada di Pekanbaru.
"Udaranya mantap dan segar. Sudah 4 bulan tidak saya rasakan seperti ini. Saya keluar tidak pakai masker lagi," kata Roy Manurung, seorang warga di Pekanbaru, Kamis (29/10/2015).
Roy berharap hujan turun lagi supaya asap hilang total di Pekanbaru. "Semoga sore nanti hujan lagi, soalnya sekarang sudah mendung, semoga turun," ujar dia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru Sugarin menyebutkan, faktor utama membaiknya jarak pandang di Pekanbaru disebabkan hujan.
"Ini juga pengaruh hujan dalam dua hari belakangan. Walau begitu, asap tipis masih ada di beberapa kabupaten dan kota di Riau. Kalau di Pekanbaru sudah agak membaik," katanya, Kamis (29/10/2015).
3.3 Dampak kabut asap bagi kesehatan
Berikut ini dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan kita.
1.
Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada
mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan
mungkin juga infeksi.
2.
Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma
dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
3.
Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan
menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
4.
Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia)
dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan
tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
5.
Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan
saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi
infeksi.
6.
Berbagai penyakit kronik juga dapat
memburuk.
7.
Bahan polutan pada asap kebakaran hutan
dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak
terlindungi.
8.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh
(host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan
(environment).
3.4 Menangani kabut asap
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kemenkes Tjandra Yoga Aditama berbagi tips untuk melindungi diri dari risiko
gangguan kabut asap. Menurutnya, ada delapan hal yang bisa dilakukan. Yakni:
1. Sedapat mungkin Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung.
Terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan
masker.
3. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering 4. Bagi yang telah
mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasihat kepada dokter
untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau
sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau
gangguan kesehatan lain.
5. Selalu lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Seperti makan
bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan lain-lain.
6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/kantor
dan ruang tertutup lainnya
7. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang
dimasak perlu di masak dengan baik.
3.3 Kesimpulan
Kabut asap yang terjadi sudah
dikategorikan dalam kategori berbahaya karena sudah melebihi indeks pencemaran
udara dan berada di angka >500. Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di
dunia dan terus mengancam lingkungan. Asbut
dalam keadaan berat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi
manusia. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap untuk menambah racun
lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasikan mata dan merusak
paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah dengan mengehentikan
pencemaran atmosfer. Bencana asap kabut yang terjadi sungguh meresahkan kita
semua.
Dampak yang ditimbulkan dari asap kabut ini sangat luas mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial budaya, hubungan internasional dan lain sebagainya. Karena besarnya dampak yang ditimbulkan tersebut maka perlu langkah yang serius dalam penanganan masalah asap kabut ini. sumber : http://news.liputan6.com/read/2352232/asap-berbulan-bulan-terhapus-hujan-2-
Dampak yang ditimbulkan dari asap kabut ini sangat luas mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial budaya, hubungan internasional dan lain sebagainya. Karena besarnya dampak yang ditimbulkan tersebut maka perlu langkah yang serius dalam penanganan masalah asap kabut ini. sumber : http://news.liputan6.com/read/2352232/asap-berbulan-bulan-terhapus-hujan-2-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar